Aku adalah seorang remaja lak-laki yang baru saja menginjak umur
18tahun oktober kemarin tepatnya tanggal 24 oktober, aku hidup dan besar
dalam lingkungan keluarga kecil yang terdiri dari 2 orang kakak ku
seorang adik dan seorang nenek. Yang entah mereka menyayangiku atau
tidak. Yang pasti nenek ku selalu menyayangi dan mencintaiku, dari mulai
aku lahir hingga saat aku menulis tulisan ini. Dia tak pernah berhenti
memikirkan ku, membimbingku, menasihatiku, dia merupakan orang yg paling
bisa mengerti tentang apa yg kurasakan..
Adapun kakak juga adik ku yg tak pernah memperhatikan detil2 kecil
dalam hidup ku. Ya! Kami tak pernah berbicara banyak satu sama lain,
bahkan diluar rumah kami tak pernah berbicara bahkan saling sapa. Kami
sangat jarang sekali berkumpul, hanya pada saat lebaran, makan dan
nonton tv kami berkumpul. Selebih nya saling dingin satu sama lain. Aku
sekarang mempunyai pacar yang usianya 2tahun lebih muda dariku. Dia
tinggal bersama ayah dan ibu tirinya juga adik tiri nya, ibunya
meninggal pada saat dia kelas 6 sd, dia orang kedua setelah nenek ku yg
mengerti hidup ku, karena itu lah aku pun sangat menyayangi nya, kan
kulakukan apapun yg bisa kulakukan untuk nya, bagi ku dia merupakan
teman, sahabat, juga seorang pacar. Aku selalu bersikap dewasa untuk bisa mengerti dan menutupi kekurangannya, juga untuk mencegah nya berbuat yang tidak tidak karena beban yang ditanggungnya.
daritadi aku hanya menceritakan adik kakak, nenek dan pacarku. kemana orang tuaku? jika kalian bertanya seperti itu maka akan kujawab seperti ini "mereka telah tenang di alam yang berbeda dengan ku"
ya benar mereka telah pergi meninggalkan ku selama lamanya, ayah ku meninggal pada saat aku berumur 2.5 tahun, dan ibu ku meninggal pada saat aku duduk di kelas 3 sd. apa yang kurasakan pada saat aku kehilangan mereka saat itu? entah lah aku tak tau karena aku masih terlalu kecil untuk merasakan kesedihan yang sangat besar saat itu, pada saat ibu ku meninggal aku bertanya pada kakak peremupuanku yang kedua "dengan siapa aku akan hidup nanti nya?" dan dia pun menjawab " dengan kakamu ini, kakak akan selalu menjagamu" pada saat itu aku hanya mengiyakan saja dan langsung tertidur, keesokan harinya pada saat pemakaman ibu ku aku menangis sekeras-kerasnya pada saat menyaksikan gundukan tanah menimbun jasad ibuku, dan aku langsung dibawa pulang oleh teman kakak ku. sejak saat itu aku hidup sendiri dan dituntut untuk menjadi orang yang dewasa diumurku yang baru menginjak 10 tahun, ya pada saat itu aku menjadi orang dewasa ditubuh anak kecil. apa yang kurasakan saat aku kehilangan ayah ku? aku benar benar tidak merasakan apa-apa pada saat dia meninggalkan ku, wajar saja aku hanya anak kecil berumur 2.5 tahun. yang kusayangkan adalah aku tidak sempat melihat mereka untuk terakhir kalinya, aku tidak tahu apakah ayah dan ibuku meninggalkan pesan terakhir untuk ku, aku pun tak tahu apakah mereka tersenyum pada saat mereka pergi? namun aku selalu menghibur diriku dengan berharap mereka tersenyum bahagia saat mereka pergi, dan aku pun sering mengarang pesan terakhir mereka untuk ku, dan menjadikannya penyemangat hidup ku sampai saat ini.
sekarang aku sudah berumur 18 tahun. apa yang kurasakan sekarang? yang kurasakan sekarang adalah rasa rindu yang amat sangat besar pada kedua orang tuaku, dan entah bagaimana caranya aku dapat menyampaikan rindu ini pada mereka, bersama kerinduan yang besar aku menyimpan kesedihan yang besar pula, untuk menutupi kesedihan tersebut aku pun berusaha mencari perhatian orang lain. bagaimana pun caranya aku lakukan untuk mencari perhatian orang lain, namun tetap saja tak akan menggantikan perhatian kedua orang tua ku. jujur saja aku tidak pernah tahu seperti apa ayah ku, yang ku tahu dia mempunyai darah seni yang kental, dan merupakan orang yang baik. banyak orang yang mengingatnya. apalagi ayah ku bekerja sebagai pengajar di sekolah dasar dulunya. ibu ku? hanya sedikit yang kuingat tentang ibuku, yang kuingat dia wanita paling baik yang pernah ada, dia orang yang akan selalau menyayangiku dan mencintaiku.
dan untuk menghilangkan rasa rinduku pada orang tuaku, kadang aku mencurahkan rasa rindu pada mereka dengan bercerita kepada pacarku, dan dia selalu menghiburku. banyak orang yang menasehatiku untuk menjadi lebih dewasa dari pada orang lain dengan tidak adanya kedua orang tuaku. untuk mereka mungkin mudah hanya dengan berbicara dan menasihati ku, tapi tidak dengan ku yang menjalaninya. kenapa bisa begitu? karena secara tidak langsung aku harus menjadi ayah dan ibu ku untuk diriku sendiri, dan aku pun harus berjuang melawan rasa iri yang amat sangat besar setiap aku melihat teman-temanku bercanda dan bercerita tentang kehidupan mereka pada kedua orang tuanya. itu merupakan hal yang amat sangat aku inginkan di dunia ini. aku rela membayar berapa pun untuk bisa mendapat kannya, namun aku tau itu tak mungkin karena kedua orang tuaku telah tiada. aku hanya bisa tersenyum melihat teman-teman ku membicarakan orang tua mereka, dan berbicara dalam hati "mah, pa, sedang apa kalian saat ini? adakah kalian merindukan ku?" ya sebagai anak terakhir dari orang tuaku seharus nya aku mendapat kan perhatian yang amat sangat besar dari mereka. tapi mungkin ini adalah bagian dari perjalanan hidup ku, yang sudah ditulis kan oleh-Nya.
jika saja aku dapat bertemu kembali dengan mereka sekali lagi aku akan melakukan banyak hal dengan mereka, banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan pada mereka. "bagaimana mereka bisa bertemu, bagaimana kehidupan mereka pada awalnya, lalu bagaimana perasaan mereka saat aku lahir? dan kenapa mereka memberiku nama Gilang Oktaviana Putra?" itu hanya sebagian kecil dari daftar pertanyaan yang ingin aku sampai kan pada mereka.
semoga mereka tenang di alam sana, semoga mereka di tempat kan dengan golongan orang-orang yang saleh dan di sayangi oleh Mu. Amin.