Selasa, 15 November 2011

Nenek ku. Ibu ku...

Namanya Ura, seorang remaja yang baru saja berulang tahun yang ke 17.
Ura seorang siswa di satu SMA di  kota baru.. Selama 17 tahun dia hidup dia selalu berusaha untuk terlihat ceria, dan benar saja semua orang yang berada di dekatnya mengaggap Ura adalah seorang yang ceria, humioris, jarang banget sedih atau murung.
Tapi ga ada yang tau kalo sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya tersimpan kesedihan yang amat sangat besar dan mungkin hanya dia dan Tuhan yang tau betapa sedihnya seorang Ura yang periang dan ceria serta humoris.
kesedihan tersebut berawal dari masa kecilnya yang sudah ditinggal ayahnya ketika Ura masih berumur 1,5 tahun. Sehingga dia tidak pernah tau bagaimana wujud seorang ayah yang mampu melakukan apapun untuk anaknya sendiri. Begitu juga ibunya, pergi meninggalkan Ura untuk selama-lamanya pada saat Ura genap berumur 10 tahun. Awalnya Ura tidak mempermasalahkan hal itu, tapi ketika dia beranjak dewasa dan mulai mengetahui banyak hal, dan pada saat Ura mulai punya keinginan untuk mempunyai apa yang temannya punya.
”Kadang ada rasa iri di hati ku” ucap Ura pada dirinya sendiri, bagaimana tidak? saat anak-anak seusianya sedang dimanjakan oleh orang tua mereka, Ura hanya bisa ikut tersenyum dan pura-pura bahagia. Tapi itu semua hanya sandiwara untuk menutupi kesedihannya, tak ada yang tau yang dia rasakan.
Kecuali pacar Ura seorang wanita bernama Uma, seorang yang sangat bisa mengerti Ura dan memahami Ura serta mampu menerima Ura apa adanya. Hanya pada Uma ia mengungkap kan semua yang dia rasakan..
”sabar.. sabar.. sabar... Tuhan tau yang terbaik untukmu” Uma mencoba memberikan semangat kepada Ura. ”apanya yang baik untukku?” tanya Ura ”aku tidak tau, tapi yang pasti ada rahasia Tuhan yang belum Dia keluarkan untuk hidupmu” Uma coba menasehati Ura. Dan usaha Uma berhasil, Ura kembali tenang dan tak lagi gundah dengan rasa iri yang tumbuh di hatinya.
Dari kecil Ura hidup bersama nenek nya, bahkan lebih dekat dengan neneknya daripada anggota keluarga yang lain. Baginya nenek nya merupakan pengganti ibunya yang sudah tiada sejak lama. Sekarang neneknya tak lagi kuat untuk menjaga nya, umurnya sudah terlalu tua bahkan untuk berjalan pun sulit.
Karena semua orang di rumahnya sibuk, terkadang neneknya sering ditinggal sendirian dirumah. Ada rasa khawatir setiap kali Ura harus pergi meningglkan neneknya sendiri di rumah, karena dari kecil Ura tidak mengetahui bagaimana rasa sayang orang tua kepada anaknya, maka dia coba memberikan rasa sayang yang ia punya untuk neneknya.
”Nenek ku, Ibu ku” ucapnya dalam hati. Kadang ia membayangkan jika nanti neneknya pergi meninggalaknnya untuk selamanya, mungkin hidupnya akan berubah total, bisa menjadi baik dan menjadi lebih buruk dari sekarang. ”Mudah-mudahan aku tetap bisa menjadi orang yang selalu berada di dalam lindunganMu” do’anya setiap kali dia selesai melaksanakan shalat.



To Be Continue :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar